Minggu, 30 Mei 2010

TUGAS SELEKSI DATA DENGAN 3 TABEL + MATIK

1. Tampilkan Nama, nilai uas dan Matapelajaran Siswa yang tinggal di semarang
SELECT siswa.nama, penilaian.nilai_uas, mapel.mapel
FROM siswa STRAIGHT_JOIN penilaian ON siswa.nis = penilaian.nis
STRAIGHT_JOIN mapel ON mapel.kd_mapel = penilaian.kd_mapel
WHERE siswa.alamat="Semarang"


2. Tampilkan nama dan nilai rata-rata siswa yang mempunyai nomor induk siswa n003

SELECT siswa.nama, AVG(penilaian.nilai_uts)+(penilaian.nilai_tgs2)+(penilaian.nilai_tgs1)+( penilaian.nilai_uas)/4 AS rata2 FROM siswa JOIN penilaian ON siswa.nis = penilaian.nis
JOIN mapel ON mapel.kd_mapel = penilaian.kd_mapel WHERE siswa.nis='n003'


3. Tampilkan nama dan nilai rata-rata siswa yang mempunyai nama Niswatul Aliyah

SELECT siswa.nama, AVG(penilaian.nilai_uts)+(penilaian.nilai_tgs2)+(penilaian.nilai_tgs1)+( penilaian.nilai_uas)/4 AS rata2 FROM siswa JOIN penilaian ON siswa.nis = penilaian.nis
JOIN mapel ON mapel.kd_mapel = penilaian.kd_mapel WHERE siswa.nama='Niswatul Aliyah'


4. Tampilkan no penilaian, mata pelajaran dan nama siswa yang nilai tugas1 nya kurang dari 90
SELECT penilaian.no_nilai, mapel.mapel, siswa.nama
FROM siswa INNER JOIN penilaian ON siswa.nis = penilaian.nis INNER JOIN mapel ON penilaian.kd_mapel=mapel.kd_mapel
WHERE penilaian.nilai_tgs1<90


5. Tampilkan Nama, nis dan mata pelajaran siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 80

SELECT siswa.nama, siswa.nis
FROM siswa CROSS JOIN penilaian ON siswa.nis = penilaian.nis CROSS JOIN mapel ON penilaian.kd_mapel=mapel.kd_mapel
WHERE penilaian.nilai_tgs2>85


Menggunakan Fungsi Matik

6. Tampilkan nis, matapelajaran, nama siswa yang nilai uts nya paling tinggi

SELECT penilaian.nis, penilaian.kd_mapel, siswa.nama, MAX(penilaian.nilai_uts)
FROM siswa INNER JOIN penilaian ON siswa.nis = penilaian.nis


7. Tampilkan jumlah siswa

SELECT COUNT(siswa.nis) FROM siswa


8. Tampilkan Nomor Induk Siswa yang paling rendah

SELECT MIN(siswa.nis) FROM siswa


9. Tampilkan jumlah siswa yang tinggal di Boja

SELECT COUNT(siswa.nis) FROM siswa WHERE alamat='Boja'


10. Tampilkan nomor induk siswa yang paling tinggi

SELECT MAX(siswa.nis) FROM siswa

Senin, 10 Mei 2010

TUGAS SELEKSI DATA MENGGUNAKAN JOIN

1. Tampilkan nama, alamat, jenis kelamin dan kode mata pelajaran yang diajar oleh guru


SELECT guru.nama, guru.alamat, guru.JK, mengajar.kd_mapel FROM guru JOIN mengajar ON guru.kd_guru = mengajar.kd_guru


2.Tampilkan kode guru, jenis kelamin, dan kode maple yang diajar oleh guru dikelompokkan dengan jenis kelamin guru

Rata Tengah

SELECT guru.kd_guru, guru.JK, mengajar.kd_mapel FROM guru JOIN mengajar ON guru.kd_guru = mengajar.kd_guru GROUP BY guru.JK


3. Tampilkan nama, nilai tugas1 dan nilai tugas2 siswa yang mana nilai tugas1 lebih dari 80


SELECT siswa.nama, penilaian.nilai_tgs1, penilaian.nilai_tgs2

FROM siswa JOIN penilaian ON siswa.nis=penilaian.nis WHERE penilaian.nilai_tgs1>80


4. Tampilkan nama siswa yang mendapat nilai uts lebih dari 90


SELECT siswa.nama FROM siswa CROSS JOIN penilaian ON siswa.nis=penilaian.nis

AND penilaian.nilai_uts>90


5. Tampilkan kode ajar dan mata pelajaran yang diajar guru yang mempunyai gelar Spd atau jenis kelaminya perempuan

SELECT mengajar.kd_ajar, guru.JK, mapel.mapel FROM guru INNER JOIN mengajar INNER JOIN mapel ON guru.kd_guru = mengajar.kd_guru AND mapel.kd_mapel=mengajar.kd_mapel WHERE guru.nama LIKE "%Spd%" OR guru.JK="perempuan"


6. Tampilkan nama, jenis kelamin, alamat dan mata pelajaran yang diajar oleh guru yang mana kode ajarnya=a01



SELECT guru.nama, guru.JK, guru.alamat, mapel.mapel

FROM guru CROSS JOIN mengajar ON guru.kd_guru = mengajar.kd_guru CROSS JOIN mapel

ON mapel.kd_mapel = mengajar.kd_mapel AND mengajar.kd_ajar="a001"


7. Tampilkan nama siswa , mata pelajaran dan nilai uasnya kurang dari 80


SELECT siswa.nama, mapel.mapel, penilaian.nilai_uas

FROM siswa INNER JOIN penilaian ON siswa.nis = penilaian.nis INNER JOIN mapel ON mapel.kd_mapel = penilaian.kd_mapel

AND penilaian.nilai_uas <80


8. Tampilkan kode guru yang memberi nilai uts lebih dari 85


SELECT mengajar.kd_guru FROM mapel JOIN penilaian ON mapel.kd_mapel = penilaian.kd_mapel JOIN mengajar

ON mengajar.kd_ajar = penilaian.kd_ajar AND penilaian.nilai_uts>85



9. Tampilkan nama siswa, matapelajaran, nilai tgs1, dan nilai tgs2 yang mana nilai tgs2 lebih dari 85


SELECT siswa.nama, mapel.mapel, penilaian.nilai_tgs1, penilaian.nilai_tgs2

FROM mapel INNER JOIN penilaian ON mapel.kd_mapel = penilaian.kd_mapel INNER JOIN siswa ON siswa.nis = penilaian.nis

AND penilaian.nilai_tgs2>85



10. Tampilkan nomor induk siswa yang mendapat nilai uas lebih dari 90 dan nilai uts nya lebih dari 80


SELECT siswa.nis FROM mapel CROSS JOIN penilaian ON mapel.kd_mapel = penilaian.kd_mapel CROSS JOIN siswa ON siswa.nis = penilaian.nis WHERE penilaian.nilai_uas>90 AND penilaian.nilai_uts>80



Rabu, 05 Mei 2010

SUPERVISI PENDIDIKA


BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen Berbasis Sekolah yang merupakan refleksi pergeseran paradigma sistem pengelolaan dan pembinaan pendidikan dari centralized system menuju decentralized system menuntut kesadaran, komitmen, dan keterlibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan untuk saling bekerja sama dan membangun sinergi mewujudkan sekolah efektif. Supervisor, sebagai salah satu pemangku kepentingan pendidikan, memiliki peran yang amat penting dalam mewujudkan sekolah efektif dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah, yang ditandai oleh pembelajaran yang bernuansa Aktif, Senang, Interaktif dan Kreatif sehingga Efektif (ASIK – Efektif)

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Peran dan keberadaan supervisor semakin diperlukan tidak hanya untuk memberikan bimbingan, bantuan dan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan kinerja dalam pengelolaan pembelajaran, tetapi yang lebih penting adalah sebagai “perekat” (glue) bagi warga sekolah, sehingga dapat saling bekerja sama mendukung tercapainya tujuan sekolah. Namun demikian, implementasi supervisi di lapangan masih sangat bervariasi. Bahkan di beberapa sekolah, supervisi tidak dapat berjalan dengan optimal dan efektif dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain kurang memadainya pengetahuan, keterampilan dan pengalaman supervisor, termasuk pengawas dan kepala sekolah, maupun pemahaman guru tentang supervisi yang belum memadai. Oleh karena itu, baik supervisor maupun guru dan pihak – pihak yang disupervisi perlu secara pro aktif menambah pengetahuan dan pemahaman mereka tentang supervisi agar terjalin keterpaduan dan kerjasama sinergi dalam menunjang pelaksanaan supervisi di sekolah.

Nah, untuk itu kita perlu mengetahui terlebih dahulu hakikat supervisi, tujuan supervisi, fungsi supervisi dalam manajemen berbasis sekolah, teknik supervisi akademik yang cocok untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prinsip – prinsip supervisi dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, agar dalam mewujudkan sekolah efektif dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah dapat terlaksana dengan baik yang akan dipaparkan dalam bab selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

Supervisi pendidikan mencakup bukan saja proses pembelajaran melainkan juga meliputi saran prasarana, keuangan,ketenagaan, dan lingkungan. Dengan supervisi akademik dimaksudkan supervisi yang dilakukan khusus oleh pihak lain (bisa guru, kepala sekolah ataupun penganwas). Khusus untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran yang dialami oleh para guru. Mulyasa (2002) menyebutkan supervise pendidikan dapat dimaknai sebagai kegiatan pemangtauan oleh Pembina dan kepala sekolah terhadap implementasi menejemen berbasis sekolah termasuk pelaksanaan kurikulum penilaian kegiatan belajar mengajar di kelas, pelurusan penyimpangan, peningkatan keadaan, perbaikan program, dan pengembangan kemampuan profesional guru.

A. HAKIKAT SUPERVISI

Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan mendalam tentang supervisi, diketengahkan sejumlah definisi dari para ahli sebagai berikut :

a. P. Adam dan Frank G. Dickey supervise adalah program yang terencana untuk memperbaki pengajaran. Tujuan utama supervisi adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Program ini hanya akan berhasil jika supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja yang tepat untuk bekerja sama dengan orang lain ( guru dan tenaga kependidikan lainnya ).

b. Dalam Carteer Good’s Dictionary of Education, dikemukakan supervisi sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan-jabatan guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pedidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.

c. Pidarta ( 1988 ) dengan mengutip pendapat Jones mengungkapkan bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas – tugas utama pendidikan. Dalam hal ini supervisi dipandang sebagai sub system dari system administrasi sekolah. Sebagai sub system, supervisi tidak terlepas dari system administrasi dalam arti luas yang meliputi pengelolaan sarana, prasarana, dana, tenaga, lingkungan dan lain – lain.

d. Sutisna ( 1985 ), mendeskripsikan supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yangn baik. Menurutnya, supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk membantu para guru agar dalam menjalankan pekerjaan menjadi lebih baik. Peran supervisor adalah mendukung, membantu, bukan menyuruh, bukan mencela dan bukan memarahi.

e. Wiles, mengungkapkan bahwa supervisi yang baik hendaknya mengembangkan kepemimpinan di dalam kelompok, membangun program latihan dalam jabatan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan guru dalam menilai hasil pekerjaan.

f. Sahertian ( 1990 ), mengemukaan bahwa supervisi merupakan usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimuli dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara continue sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi, tetapi merupakan kegiatan yang continue dan berkesinambungan sehingga guru – guru selalu berkembang dalam mengerjakan tugas dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengajaran secara efektif dan efisien.

Definisi tersebut di atas secara implicit menyodorkan konsep baru, wawasan baru, pendekatan baru tentang supervisi yang menekankan pada peranan supervisi sebagai bantuan, pelayanan serta fasilitasi ( pemberi kemudahan ) kepada guru dan personil pendidikan lain untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan umumnya, khususnya kualitas proses belajar mengajar di sekolah.

B. TUJUAN SUPERVISI

Secara operasional supervise pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru guna peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik yaitu, mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi intelektual, emosional, social, keagamaan, maupun jasmaniahnya.

Mulyasa (2002) merumuskan tujuan supervise sebagai bantuan dan kemudahan yang diberikan pada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudka tujuan belajar.Dengan supervise diharapkan kegiatan belajar mengajar jadi lebih baik.

Tujuan supervisi menurut Sahertian ( 1981 ) adalah

a. membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan

b. membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid

c. membantu guru dalam menggunakan sumber pengalaman belajar murid

d. membantu guru dalam menggunakan metode dan alat pelajaran modern

e. membantu guru dalam memenuhi kebutuhan murid

f. membantu guru dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri

g. membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka

h. membantu guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya

i. membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap, masyaraka dan cara-cara menggunakan sumbermasyarakat dan seterusnya

j. membantu guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah

Tujuan supervisi menurut Ametembun ( 1981 ) adalah

a. Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.

b.Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.

c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan.

d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensip, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.

e. Memperbesar semangat guru – guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya.

f. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.

g.Melindungi orang yang disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang sehat dari masyarakat.

h.Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.

i. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan ( kolegialitas ) di antar guru.

Supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi dan kolaborasi; tidak berdasarkan atas paksaan dan kepatuhan apalagi ancaman. Supervisi lebih mengutamakan peningkatan proses pembelajaran. Untuk merealisasikan konsep tersebut Gwyn merumuskan 10 tugas utama supervisor :

· Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik

· Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun secara bersama – sama

· Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar mengajar

· Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif

· Membantu guru secara individual

· Membantu guru agar dapat menilai peserta didik lebih baik

· Menstimuli guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya

· Membantu guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh rasa aman

· Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah

· Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya

C. FUNGSI SUPERVISI

Sejalan dengan banyaknya pengertian / definisi menurut sudut pandang masing – masing ahli, fungsi supervisi menunjukkan keberagaman. Namun demikian dapat ditarik satu persamaan bahwa peran utama supervisi adalah untuk “ perbaikan pengajaran “. Untuk membuktikaannya berikut diketengahkan fungsi supervisi menurut para ahli.

· Fransrth Jane : memberikan bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam cara sehingga kualitas pendidikan akan diperbaiki oleh karenanya ( Sahertian, 1981 ).

· Ayer Fred E. : memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan ( Sahertian, 1981 ).

· W. H. Burton dan Leo J. Bruckner : fungsi utama supervise modern adalah menilai dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi hal belajar ( Sahertian, 1981 ).

· Kimball Willes : fungsi dasar super5visi adalah memperbaiki situasi belajar anak-anak ( Sahertian, 1981 ).

Swearingen memberikan delapan fungsi supervisi, yakni :

v Mengkoordinir semua usaha sekolah

v Melengkapi kepemimpinan kepala sekolah

v Memperluas pengalaman guru – guru

v Menstimutir usaha – usaha yang kreatif

v Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus

v Menganalisa situasi belajar dan mengajar

v Memberikan pengetahuan dan skiil kepada setiap anggota staf

v Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru – guru

D. TEKNIK SUPERVISI

Keberhasilan supervisi juga ditentukan oleh tepatnya pemilihan teknik supervisi yang dilakukan. Ada sejumlah teknik supervisi antara lain :

v Kunjungan dan observasi kelas.

Melalui teknik ini kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran dapat diamati langsung, seperti langkah-langkah, penanaman kosep, penggunaan alat pelajaran atau alat peraga, metode, teknik, dll. Diskusi antara guru dan supervisor untuk menemukan alternative atau solusi peningkatan / perbaikan proses pembelajaran lebih konkrit dan mendalam. Ada tiga pola teknik supervisi jenis ini, yaitu : dengan member tahu, tanpa member tahu dan atas permintaan guru. Masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Karena itu pola apapun yang akan dipakai sebaiknya secara umum masalah teknik supervisi disosialisasikan terlebih dahulu.

v Pembicaraan individual

Teknik ini dapat merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan dan observasi kelas

v Diskusi kelompok

Dalam teknik ini setiap anggota membarikan sumbangan pemikiran untuk mengatasi masalah pendidikan yang dihadapi.

E. PRINSIP – PRINSIP SUPERVISI

Agar supervisi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu diperhatikan prinsip-prinsip atau asas-asas berikut ini :

ü Praktis artinya dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

ü Fungsional artinya supervgisi dapat berfungsi sebagai suber informasi bagi pengembangan manajemen pendidikan dan prise peningakatan belajar mengajar.

ü Relevansi artinya pelaksanaan supervise seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang berlaku.

ü Ilmiah artinya supervise perlu dilaksanakan secara :

1) sistematis, terprogram dan berkesinambungan

2) obyektif, bebas dari prasangka

3) menggunakan prosedur dan instrument yang valid dan reliable

4) berdasar pada pendekatan system

ü Demokrasi ialah penganbilan keputusan melalui musyawarah melalui mufakat.

ü Koopertif artinya menghyaruskan adanya semangat kerjasama antar supervisor dengan si-tersupervisi atau guru.

ü Konstruktif dan kreatif. Supervise yang didasarkan atas prinsip tersebut akan mendorong kepada bawahan yang dibimbing intuk memperbaki kelemahan-kelemahan atau kekurangannya secara kreatif dan berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.

F. TENAGA SUPERVISI

Yang menjadi tenaga supervisi adalah:

Ø Kepala sekolah terhadap guru-guru

Ø Pemilik TK / SD, SLB terhadap kepala/guru TK, SD dan SLB dan Kebudayaan

Ø Kepala seksi TK, SD, SLB (tingkat Kabupaten atau kodya) terhadap pemilik TK, SD, SLB atau kepala sekolah dan kebudayaan

Ø Kepala bidang pendidikan dasar atau guru terhadap kepala seksi TK,SD,SLB atau penilik berdasarkan struktur mekenisme yang berlaku

Ø Kepala bidang pendidikan menengah umum terhadap kepala sekolah SMP SMA

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Supervisi pendidikan mencakup bukan saja proses pembelajaran melainkan juga meliputi saran prasarana, keuangan,ketenagaan, dan lingkungan. Dengan supervisi akademik dimaksudkan supervisi yang dilakukan khusus oleh pihak lain (bisa guru, kepala sekolah ataupun penganwas). Khusus untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran yang dialami oleh para guru.

Secara operasional supervise pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru guna peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik yaitu, mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi intelektual, emosional, social, keagamaan, maupun jasmaniahnya

Supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi dan kolaborasi; tidak berdasarkan atas paksaan dan kepatuhan apalagi ancaman. Supervisi lebih mengutamakan peningkatan proses pembelajaran.

2. SARAN

Supervisi pendidikan sangatlah penting dilakukan oleh setiap sekolah, agar sekolah tersebut dapat membenahi apa-apa saja yang kurang di dalamnya, selain itu tujuan supervisi sangatlah penting bagi guru secara pribadi karena sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, jadi setiap guru pun harus memamhami apa arti penting supervisi ini.


DAFTAR PUSTAKA

Sutomo.2007.Manajemen Sekolah.Semarang:UPT MKK UNNES.

http://manajemensekolah.teknodik.net/?p=1045

http://www.idonbiu.com/2009/05/mewujudkan-sekolah-efektif-dalam.html